Beberapa waktu yang lalu saya pernah menulis tentang sosok Mbah Suti (baca : Dan Anggota Gerwani Itu Ternyata…). Saat ini ada kisah lain yang menghampiri perempuan 80 tahunan tersebut dan masyarakat sekitarnya.
Ketika merapi menampakkan kekuatannya, telah banyak berjatuhan korban. Puluhan orang meninggal, puluhan lainnya luka-luka dan ribuan orang terpaksa harus mengungsi. Diantara ribuan pengungsi tersebut terdapat Mbak Suti dan tetangga-tetangganya. Tanah mereka yang biasanya subur itu kini berbahaya. Tak ayal mereka harus meninggalkan rumah, sawah, ternak dan harta benda mereka.
Pada Kamis malam hingga Jumat ini letusan merapi meningkat. Lokasi aman yang semula hanya 15 km langsung berubah menjadi 20 km. Suara gemuruh terdengar hampir tanpa henti. Langit di atas merapi berwarna merah membara. Berkubik-kubik material panas dilontarkan ke udara. Hujan abu, pasir dan kerikil terjadi di mana-mana. Kondisi itu membuat para warga di lereng merapi panic.
Daerah-daerah yang semula dirasa aman untuk dijadikan tempat pengungsian menjadi tidak aman. Warga yang sudah mengungsi itu kembali diungsikan lagi,. Daerah yang semula menjadi tempat penampungan berubah status, penduduknya terpaksa juga harus diungsikan.
Akibatnya saat ini sejumlah tempat di Boyolali Kota dan sekitarnya berubah menjadi kantung-kantung pengungsian.
Warga sekitar Mbah Suti saat ini mengungsi di Gedung Puri Putri Boyolali yang terletak sekitar 100 meter sebelah barat Kantor Kabupaten Boyolali. Lokasi yang biasanya digunakan sebagai tempat resepsi itu kini berubah fungsi. Di lokasi itu sedikitnya terdapat 2.500 pengungsi. Sampai saat ini beberapa orang dari LKTS masih melakukan koordinasi di lokasi tersebut.
Sementara tulisan ini dibuat, keberadaan Mbah Suti masih belum jelas. Beberapa kabar simpang-siur masih diterima. Kita berharap nenek luar biasa satu itu dalam keadaan baik-baik saja. Semoga…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar