Pernahkah Anda ngerasa pengen banget permintaanmu dikabulkan? Namun kadangkala tidak semua keinginan kita terwujud bukan? Dan ketika permintaan itu tidak terkabul kita mengalami kekecewaan yang mendalam.
Uniknya kadangkala kita ngerasa kecewa justru ketika permintaan kita dikabulkan oleh Tuhan. Lho kok?? Itulah rumitnya manusia
Ada seorang bapak yang sedih melihat buah hati kesayangannya didera flu. Si kecil yang biasanya bergerak lincah tak henti-hentinya. Namun pilek dan demam yang diderita si anak membuatnya tergolek tak berdaya di tempat tidur. Semalamanpun anak kecil tersebut tak nyenyak tidur dan seringkali rewel merasakan badannya yang sakit
Secara tak sadar si bapak berucap, ”Ya Allah, daripada anak saya yang masih kecil ini menderita sakit begini mendingan saya saja yang menanggung sakit.” Kadangkala kan kita memang bersikap demikian. Tak tega demi melihat orang yang sangat kita sayangi menderita kita sering membuat permintaan jika saja penderitaan itu bisa dipindahtangankan, maulah rasanya kita saja yang menanggungnya.
Selang beberapa lama ketika si anak telah sehat seperti sedia kala, tiba giliran si bapak yang menderita penyakit yang kurang lebih sama. Demam, hidung tersumbat dan kepala pening. Di tengah penderitaan tersebut si bapak jadi sering hilang kesabaran. Kenakalan si anak yang biasanya hanya membuatnya kini tersenyum ditanggapinya dengan marah-marah. Begitu juga sikap bapak tersebut menghadapi orang-orang lain di sekelilingnya. Istri dibentak kalau salah mengambilkan obat, pembantu dimarahi karena lama membawakan minum.
Wah si bapak tersebut rupanya sudah lupa dengan hal yang dulu pernah diminta dalam doanya. Herankan, justru ketika permintaannya dikabulkan bapak itu malah menyalahkan semua orang di sekelilingnya. Kan dulu dia sendiri yang meminta diberi sakit sementara si anak sehat
Padahal ketika anaknya yang sakit, dia kan gak membentak-bentak bapaknya (nah lho!)
Saya juga baru mengalami kerepotan dengan permintaan saya.
Dulu sewaktu baru masuk kantor tanggung jawab saya sedikit. Belum banyak tugas yang saya emban waktu itu. Saya sering merasa iri dengan teman-teman kantor yang lain yang telah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Kapan saya bisa sibuk seperti mereka? Saya sering sekali berdoa supaya bisa mendapat banyak tanggung jawab. Gak enak kan ongkang-ongkang kaki sementara yang lain pada sibuk
Sekarang permintaan saya terkabul. Seiring berjalannya waktu semakin banyak tanggung jawab yang saya emban. Belum selesai tugas satu pasti ada tugas lain menghampiri. Bahkan tadi pagi Boss sudah memberikan lagi satu materi sebagai tanggung jawab kerja saya (huaaaa)
Padahal kenaikan profit belum menghampiri, duhh!
Sekarang kalau saya mau menyalahkan keadaan terus terang saya malu pada Tuhan. Dalam doa saya dulu saya ingin tugas dan tanggung jawab saya yang bertambah, bukan penghasilan saya. Terus sekarang hal itu sudah saya dapatkan. Masih pantaskah saya menggerutu?
Jadi seharusnya dulu saya berdoa semoga tugas saya meningkat, penghasilan juga meningkat ya.
Dasar manusia, he he saya kan juga manusia ya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar